Selamat Datang Di Situs Judi Online dan Agen Judi Bola Online Terpercaya - KARTUCAPSA (Terima Kasih Atas Kunjungannya) Anggota Barsanas Meninggal Saat Tugas Menjelankan Tugas ~ KARTUCAPSA

Sunday, November 4, 2018

Anggota Barsanas Meninggal Saat Tugas Menjelankan Tugas



Anggota Barsanas Meninggal Saat Tugas Menjelankan Tugas



KARTUCAPSA - Lian Kurniawati tak kuasa menahan uraian air mata saat mengenang suaminya, Syachrul Anto. Laki-laki 48 tahun itu gugur dalam tugas, saat mencari korban dan serpihan pesawat Lion Air yang jatuh di Pantai Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat, Jumat 2 November 2018.

Baca Juga : Uang Kompensasi Lion Air JT 610

Saat itu, mendiang Syachrul Anto tengah menyelam bersama rekannya untuk mencari barang atau korban Lion Air yang masih ada di dasar laut.

Namun, kata Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi, saat evakuasi, rekannya tak melihat Syachrul.

"Satu pihak sedang mencari sesuatu, tiba-tiba menengok yang satu (Syachrul) tidak ada. Cari-cari tidak ada," ujar Syaugi di JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (3/11/2018).

Baca Juga : Bahaya Konsumsi Garam Berlebihan 

Rekan Syachrul itu langsung naik ke atas. Saat di atas, Syachrul ditemukan oleh tim SAR dalam kondisi pingsan mengapung, jauh dari lokasi semula.

"Ia pun langsung ditangani oleh dokter di lokasi dan sempat dimasukkan ke dalam chamber. Kita punya dokter, kita tangani dengan dokter. Setelah sadar kita masukkan di chamber untuk dikompresi. Kita punya peralatan itu semua," jelas Syaugi.

Baca Juga : Mengenal Terciptanya Kartu Remi

Dalam kondisi seperti itu, Syachrul kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Koja. Namun, takdir berkata lain. Suami Lian itu mengembuskan napas terakhirnya di rumah sakit tersebut.

Lian mengungkapkan, ia mendapat cerita suaminya masih sadar saat diangkat ke atas laut. "Enggak tahu persis, katanya dia masih sadar saat diangkat ke atas. Saya enggak sanggup mendengar detailnya," tutur Lian sembari mengusap air matanya.

Baca Juga : Minyak Zaitun Penganti Bahan Bakar BBM 

Dia juga mendapat cerita bahwa sang suami bersama rekannya, sempat menjamak salat zuhur dan ashar, lalu turun kembali ke laut.

Lian sendiri mengaku, tak menduga suaminya akan pergi meninggalkan dia selama-lamanya secepat ini.

Pada Kamis 1 November lalu, ia sempat mengantar suaminya ke Bandara Kulon Progo Yogyakarta. Sang suami akan terbang ke Jakarta bersama rekan-rekannya untuk menjalankan misi kemanusiaan, setelah mendapat informasi soal pencarian korban dan serpihan pesawat Lion Air JT 610 di Perairan Karawang.

Baca Juga : Manfaat Ramuan Asam Jawa Bagi Wajah Dan Kesehatan 

"Kebetulan, sebelumnya kami ada urusan di Yogya. Dia (almarhum) tidak mungkin bilang tidak kalau urusan kemanusiaan," tutur Lian, Sabtu.

Diakui, saat berangkat ke Jakarta suaminya tidak membawa peralatan lengkap. Karena peralatannya ada di Makassar. Meski begitu, ia tetap berangkat ke Jakarta untuk ikut mencari korban Lion Air. 

Baca Juga : 5 Pemain Poker Tercantik Di Dunia

"Terakhir menghubungi saya, Jumat paginya. Dia bilang kalau sudah diver dua kali (evakuasi Lion Air), pagi dan sore," katanya.

"Sepertinya sudah firasat,tapi Lian Kurniawati baru sadar sekarang," tutur perempuan 39 tahun itu.Dalam pesan singkat itu, Syachrul menulis tentang sebuah pesan takdir. Berikut isi pesannya:

"Pagi itu, satu demi satu penumpang mendekat ke pintu keberangkatan di Soekarno Hatta. Petugas check in menyambut mereka dengan senyum.Sekitar 180 orang mendekati takdirnya. Ada yang tertinggal karena macet di jalan, ada yang pindah ke pesawat lebih awal karena ingin cepat sampai.Dan ada juga yang batal karena ada urusan lain yang tiba-tiba.Tak ada yang tertukar. 

Allah menyeleksi dengan perhitungan yang tak pernah salah. Mereka ditakdirkan dalam suatu janjian berjamaah. Takdirnya seperti itu tanpa dibedakan usia, proses pembelian tiket, check in, terbang dan sampai akhir perjalanan hari ini, hanya sebuah proses untuk jalan pulang, menjumpai Allah yang tertulis di Lauhul Mahfuz.

Sebuah catatan yang tidak pernah kita lihat, tapi kita jumpai. Takdir sangatlah rapih tersusun, kehendak Allah tak terjangkau dengan akal manusia. Allahu Akbar.
Lalu, kapan giliran kita pergi? Hanya Allah yang tahu. Kesadaran iman kita berkata Bersiap setiap saat. Kapanpun dan dalam keadaan apapun. Mari kita benahi ketaqwaan kita untuk bekal pulang ke kampung abadi. Hanya itu jalan terbaik".

Kepala Basarnas menegaskan, Syachrul meninggal bukan karena menyalahi prosedur penyelaman.

Baca Juga : 5 Pemain Poker Profesional

"Prosedur semua telah dilakukan, sudah dilewati, tidak ada yang keliru. Tidak ada yang terlewat. Baik kesehatan, peralatan hingga teknik berangkat ke medan operasi sudah siap semua," kata Syaugi.Bahkan, semua penyelam yang membantu pencarian Lion Air sudah berpengalaman dan juga profesional."Semua penyelam ini handal dan profesional, saya lihat sendiri," tegasnya lagi.


Karena itu, Syaugi meminta untuk tidak khawatir ataupun meragukan kualitas penyelam yang ada. Sebab, tim SAR kali ini sangatlah solid."Jadi jangan khawatir si A lebih bagus, tidak. Kita ini tim gabungan yang solid dan sinergi. Yang penting ini bisa kita angkat semua, korban (Lion Air) kita bisa angkat semua," pungkas Syaugi.Sebelumnya Dansatgas SAR, Kolonel Laut (P) Isswarto mengatakan, Syachrul meninggal diduga karena dekompresi.




0 comments:

Post a Comment